Kartu Menuju Sehat Model Baru Diluncurkan

Masa balita terutama pada usia dua tahun pertama merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Masa ini tidak terulang sehingga disebut window of opportunity untuk menciptakan anak sehat dan cerdas. Intervensi kesehatan dan gizi harus diberikan secara optimal pada periode ini untuk menjamin kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak.

Hal itu disampaikan Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH.Dr.PH pada saat mencanangkan penggunaan kartu menuju sehat (KMS) Balita perempuan dan laki-laki, di Jakarta, 28 Desember 2009. Acara dilaksanakan bertepatan dengan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-37. Hadir dalam acara Menteri Dalam Negeri, Ketua Umum Penggerak PKK Ny. Vita Gamawan Fauzi, dan Ketua Tim Penggerak PKK seluruh Indonesia.

Menurut penelitian yang dilaksanakan di beberapa negara tahun 1997-2004, model pertumbuhan anak yang ideal adalah bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan dan pola pertumbuhan anak perempuan dan laki-laki berbeda nyata. Berdasarkan temuan tersebut, Departemen Kesehatan telah mengembangkan KMS baru menggunakan standar WHO tahun 2005 yang dibedakan untuk balita perempuan dan laki-laki, ujar Menkes.

Menurut Menkes, salah satu indikator gizi yang paling sensitif adalah kenaikan berat badan. Anak dengan gizi baik dan pertumbuhan normal apabila pertambahan umur dikuti dengan pertambahan berat badan sesuai standar.

Untuk mengetahui keadaan gizi dan mengenali apakah anak tumbuh normal telah dikembangkan KMS sebagai alat sederhana yang mudah digunakan di tingkat keluarga. Karena itu ibu/ayah balita segera meminta pertolongan kepada kader dan petugas kesehatan apabila berdasarkan KMS anak mempunyai masalah pertumbuhan, kata Menkes.

Menurut Menkes, visi Rencana Strategis Departemen Kesehatan Tahun 2010 -2014 adalah MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN. Untuk mewujudkan visi tersebut, salah satu strateginya adalah meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global.

Terkait pemberdayaan masyarakat, Posyandu merupakan bentuk nyata kegiatan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang selama ini digerakkan oleh PKK, sehingga prinsip penyelenggaraan Posyandu dari, oleh dan untuk masyarakat dapat tetap bertahan dan berlangsung hingga kini, lebih dari seperempat abad, imbuh Menkes.

Menkes menambahkan, peran dan kontribusi PKK dalam meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan gizi sangat besar. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini, saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada seluruh anggota PKK yang selama ini telah bekerja giat, penuh semangat, dedikasi dan tanpa pamrih.

Pada kesempatan tersebut, Menkes meminta bantuan Ketua TP PKK Propinsi seluruh Indonesia untuk mensosialisasikan penggunaan KMS baru ini kepada para kader posyandu.

Untuk menyediakan KMS bagi sekitar 20 juta balita di Indonesia, diperlukan anggaran yang cukup besar, maka penggunaannya dapat dilaksanakan secara bertahap, dimulai pada bayi baru lahir. Pada saat ini telah tersedia 5 juta Buku KIA yang dilengkapi dengan KMS baru. Apabila memungkinkan, KMS baru dapat pula disediakan oleh pemerintah daerah, terutama untuk balita yang pada saat ini belum mempunyai KMS, ujar Menkes.

Menkes menegaskan, dalam lima tahun ke depan fokus pembangunan nasional bidang kesehatan diarahkan pada pencapaian sasaran Pembangunan Milenium (MDG’s) tahun 2015 yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu dari 228 pada tahun 2007 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup; Angka Kematian Bayi dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup, serta penurunan prevalensi Gizi Kurang pada Balita dari 18,4% pada tahun 2007 menjadi setinggi-tingginya 15%.

Selama ini pemerintah telah melakukan berbagai upaya antara lain berupa perbaikan sarana dan fasilitas kesehatan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah rumah sakit dan puskesmas, ditempatkannya tenaga bidan di desa, tersedianya obat-obat esensial dan alat kesehatan, serta adanya mekanisme pembiayaan kesehatan melalui JAMKESMAS bagi masyarakat miskin. Namun pemanfaatan sarana dan fasilitas serta kualitas pelayanan kesehatan tersebut masih belum seperti yang diharapkan dan belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat, ujar Menkes.

Menkes menyadari bahwa untuk mencapai sasaran MDG’s tersebut, masih menghadapi tantangan yang cukup berat seperti adanya kesenjangan antar wilayah, tingkat sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat serta kesenjangan antara perkotaan dan perdesaan.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 021-52921669, call center: 021-30413700, atau alamat e-mail: puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

http://www.depkes.go.id/

0 komentar:

Posting Komentar

Template by : kendhin x-template.blogspot.com BOZZY ARZHANI HIDAYAT